Penulis : Ardani Persada Subagio
Genre : Fantasi
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 402 halaman
Terbit : Juli 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-8663-2
Takdir menggiring Deus untuk bertemu dengan Ratu Seraph. Namun, cinta yang tumbuh antara seorang pengawal dan Ratunya itu adalah cinta terlarang. Demi membuktikan kesungguhan cintanya dan kepantasan dirinya untuk bersanding dengan sang Ratu, Deus menyanggupi tantangan untuk membantai sembilan naga legenda. Para naga terakhir, penguasa Vandaria. Berbekal cinta dan senjata pusaka, Deus siap menantang takdirnya sendiri. Dia adalah... Sang Penantang Takdir.
Yap, begitulah sinopsis cerita di belakang sampul novel ini. Kalo ditanya “Apakah kamu suka novel fantasi”, maka jawabannya adalah antara iya dan ngga. Ya soalnya ngga semua novel fantasi itu cocok sama seleraku. Ada yang menurutku oke, netral, ngga banget, sampai yang keren banget. Nah kalo novel ini gimana? Oh jawabannya jelas, BAGUS BANGET!
Awalnya sih aku males gimana gitu ketika baca bagian depannya, tentang kehidupan Deus sewaktu kecil, kemudian jadi prajurit atau apalah itu di Kerajaan Edenion, terus jadi pengawal Ratu Seraph, terus sampai sebelum Deus memulai petualangan membantai naga legenda. Mungkin karena waktu itu aku masih alergi sama kisah cinta/ romantisme, jadinya untuk baca bagian awalnya butuh waktu seminggu-dua minggu.
Tapi begitu ceritanya sampai pada waktu Deus memburu dan membantai naga... aduuh keren bangeet! Akupun jadi ketagihan baca sampai rela tidur kemalaman (<- kebiasaan jelek kalo baca novel bagus, jangan ditiru).
Oh iya, di sini ada beberapa tokoh. Di antaranya adalah Deus sendiri dan kawan-kawan yang mengikuti perjalanannya membantai naga (ada Azulmagia, Arhan, dan Borr), Ratu Seraph, terus Exar yang merupakan penasehat tinggi Kerajaan Edenion, dan Zirnitra yang merupakan Raja bangsa naga. Iya sih ada tokoh-tokoh lainnya di sini, tapi aku mau nulis tokoh-tokoh yang ada di bagian pengenalan tokoh aja lah.
Di buku ini ada cukup banyak bab, jumlahnya sampai 37. Ada juga bab khus seperti Epilog dan Kisah yang Tak Terucapkan. Bagian cerita yang berjudul “Kisah yang Tak Terucapkan” itu, menurutku jadi bagian cerita yang paling menarik. Soalnya di bab ini, Deus berhasil bertemu dengan Raja bangsa naga, Zirnitra. Tapi Deus sendiri ngga berhasil membantainya dan Zirnitra menceritakan beberapa hal yang selama ini dirahasiakan oleh Ratu Seraph, seperti sejarah manusia di zaman sebelum ada Edenion, kebohongan ajaran Vanaadinnahkah yang selama ini dipercayai oleh Deus, dan juga seorang manusia bernama Rah yang juga pernah menyandang senjata pusaka yang dimiliki oleh Deus, Ouroboros <- bentuknya mirip keris, tapi ukurannya besar. Satu hal yang membuatku merasa hormat dengan Zirnitra adalah, ketika dia dan Deus akan dihancurkan oleh pasukan Zodiark yang diperintah oleh Ratu Seraph, Zirnitra kemudian menolong Deus dan akibatnya dia pun mati.
Omong-omong, sebenernya semua tokoh di novel ini oke-oke kok, tapi yang paling spesial buat aku adalah Zirnitra dan Azulmagia (yhaa tokoh utamanya ngga masuk). Gimana mau nggak spesial, habis mereka beda sih dari yang lainnya. Zirnitra itu terasa bijak layaknya seorang Raja, dan Azulmagia (aku singkat jadi Azul aja lah ya) itu agak misterius tapi menarik juga. Yang bikin aku kaget mengenai Azulmagia adalah masa lalunya. Ya pokoknya kalo diceritain itu bikin sedih. Singkatnya, dia itu ternyata seorang separuh frameless dari salah satu klan Raja Surgawi, tapi dia diusir. Terus, dia punya seorang pengawal (atau teman) yang tetap setia sama dia walau apapun yang terjadi. Mereka berusaha mencari tempat tinggal baru bagi mereka, tapi fisik si pengawal yang nyeremin jadi bikin mereka ngga diterima di mana-mana. Suatu saat, ada seekor naga yang mengamuk, yang bahkan membuat Kerajaan Edenion ngga bisa apa-apa. Azul dan pengawalnya pun menggabungkan kekuatan mereka untuk menghabisi naga itu dan mereka berhasi. Nahas, sebagai imbalannya, sang pengawal ngga bisa bertahan hidup lebih lama. Dan dia pun meninggal. Tapi yang paling sedih daripada itu adalah, keberadaan mereka seakan terhapuskan dari sejarah, padahal mereka amat berjasa atas kedamaian di Tanah Vandaria (entah kenapa jadi keingetan sama para veteran pejuang perang di negeri kita :’( )
Soal sampulnya, aku sih ngga terlalu pusing mikirin itu. Di bagian depan ada Deus dan Ratu Seraph, dan di belakang ada Zirnitra sang Raja naga itu. Kalo disuruh pilih bagus yang mana, aku pilih sampul belakang aja deh. Maklum, aku jarang liat ilustrasi naga XD
Poin-poin bagus dari novel ini adalah:
1. Ada peta Vandaria di zaman Edenion.
2. Walau ngga selalu ada di semua bab, tapi ada cukup banyak ilustrasi adegan yang keren.
3. Tebel tapi asik.
4. Ada banyak tokoh legendaris di novel ini, seperti Ratu Seraph sendiri, sembilan naga legenda (tapi terutama Zirnitra), Vhelturius Flavianus, Para Raja Surgawi, dan kalo ngga salah ada juga seseorang bernama Baxilios.
Tapi ada sih seseorang yang udah me-review novel ini yang mengatakan, bahwa novel ini belum tentu cocok buat para pembaca novel pada umumnya. Dan hal itu emang bener juga. Soalnya beberapa pembaca novel ini ada yang cuma memberi 1 bintang dan berkomentar kalau novel ini, entah kenapa, kurang menarik bagi mereka. Meskipun begitu, aku tetep suka banget sama novel yang satu ini. Dan aku merasa kalau mungkin ngga akan ada novel yang sanggup menandingi kehebatan novel yang satu ini (ah mungkin ini agak berlebihan, tapi aku emang menikmati novel ini sih).
Sebenernya di novel ini ada hal lain yang mengganjal, tapi aku lupa itu ada di bagian mana. Pokoknya ada. Dan soal tokoh lainnya seperti Arhan, Borr, Exar, dan naga-naga lainnya, hmm... coba deh baca bukunya. Nanti kalian pasti tau.
Sekian dulu review buku dari aku, mohon maaf kalau terdapat typo dan kekurangan. Dan terima kasih telah membaca review ini!